Selasa, 13 Juni 2017

Laporan Pendahuluan Anemia

Landasan Teori

1. Pengertian 

Anemia menurut Tarwoto (2008 : 31) adalah kondisi dimana bekuranganya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak memenuhi fungsinya sebagai pemabawa oksigen keseluruh jaringan.

Anemia menurut Nursalam (2005-124) Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin dalam setiap milimeter kubik darah.
Anemia menurut Donna L. Wong (2008 : 536) adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin turun dibawah normal.


2. Klasifikasi Klinis

Menurut nursalam (2005 : 125-127) adalah:

  • Anemia yang megaloblastik

Kekurangan dari vitamin B12 dan asam folic (atau kedua-duanya) tidak cukup atau penyerapan yang tidak cukup

  • Anemia pernisiosa

Suatu kondisi autoimune yang melawan sel parietal dari perut. Sel pariental menghasilkan faktor intrisik, yang diperlukan dalam menyerap Vitamin B12 dari makanan.

  • Anemia pascaperdarahan terjadi sebagai akibat dari perdarahan yang masif (perdarahan terus menerus dan dalam umlah banyak), seperti pada kecelakaan, oprasi,dan persalinan perdarahan hebat yang dapat terjadi secara mendadak maupun menahun.     
  • Anemia hemolitik Anemi yang terjadi karena umur eritrosit yang lebih pendek atau prematur.  Secara normal, eritrosit berumur antara 100-120 hari.
  • Anemia aplastik anemia yang di tandai dengan penurunan jumlah semua sel darah, darah tepi dan menurunnya seluralitas sum-sum tulang.
  • Anemia sickle cell anemia yang terjadi karena sintesa HB abnormal dan mudah rusak, serta merupakan penyakit keturunan 

3. Etiologi 

Menurut Ngastiyah (1997 : 358) dan Arief Mansjoer (1999 : 234) penyebabnya anemia dibagi dalam beberapa jenis, yaitu :
a. Anemia pasca perdarahan
Terjadi sebagai akibat perdarahan yang masiv seperti kecelakaan, operasi dan persalinan dengan perdarahan atau perdarahan yang menahun seperti penyakit cacingan.
b. Anemia defisiensi
Terjadi karena kekurangan bahan baku pembuat sel darah
c. Anemia hemolitik
Terjadi penghancuran (hemolisis) eritrosit yang berlebihan karena :

  • Faktor intrasel 

Misalnya talasemia, hemoglobinopatia (talasemia HbE, Sickle sell anemia) sferositas kongenital, defiensi enzim eritrosit (piruvat, kinase glutation reduktase)

  • Faktor ekstrasel 

Karena intoksikasi, infeksi (malaria), imunologis (inkompatifilitas golongan darah, reaksi hemolitik pada tranfusi darah)

d. Anemia aplastik
Disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sum-sum tulang (kerusakan sum-sum tulang)


4. Tanda dan Gejala

Menurut Ngastiyah (1997 : 358) dan Price (1999 : 587) tanda dan gejala anemia antara lain :

  1. Tampak pucat terutama pada mukosa bibir dan faring, telapak tangan dan dasar kuku. 
  2. Tachikardi 
  3. Pusing 
  4. Kelemahan 
  5. Diaforesis 
  6. Gelisah 
  7. Sesak nafas 
  8. Nafas pendek 
  9. Cepat lelah waktu melakukan aktivitas 
  10. Anoreksia 
  11. Nausea 
  12. Konstipasi atau diare 
  13. Hb rendah pada pemeriksaan laboratorium 

5.    Patofisiologi

Pathway Anemia

Penjelasan dari patofisiologi diatas adalah dari penyebab-penyebab penyakit anemia bisa menurunkan jumlah kadar hemoglobin dalam tubuh, sehingga akan terjadi menurunnya suplai nutrisi dan oksigen ke jaringan. Menurunnya suplai nutrisi dan oksigen ke jaringan mengakibatkan kerusakan pada jaringan yang akan menyebabkan proses metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga mengakibatkan menurunnya energi yang dapat menyebabkan kelemahan dalam aktivitas dan menurunnya devisit perawatan pada tubuh. 


6. Komplikasi

Komplikasi menurut Wijaya & Putri (2013 : 137).
  1. Perkembangan otot buruk 
  2. Daya konsenrasi menurun
  3. Hasil uji perkembangan menurun
  4. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun
  5. Sepsis
  6. Sensitisasi terhadap antigen donor yang bereaksi-silang menyebabkan perdarahan yang tidak terkendali
  7. Cangkokan vs  penyakit hospes (timbul setelah pencangkokan sum-sum tulang)
  8. Kegagalan cangkok sum-sum
  9. Leukimia meilogen akut berhubungan dengan anemia fanconi


7. Penatalaksanaan 

  • Penatalaksanaan keperawatan
  1. Penanganan nyeri
  2. Monitor adanya perdarahan dan pansitopenia (menurunnya sel darah merah, lekosit, dan trombosit)
  3. Pendidikan kesehatan untuk mencegah infeksi 
  • Penatalaksanaan medis :
  1. Pasang jalur intravena Nacl 0,9% atau RL
  2. Pemberian suplemen asam folat(Wijaya & Putri, 2013 : 135).

Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian 

  • Aktivitas/istirahat
Gejala : Cepat lelah, kelelahan dalam melakukan aktivitas.

  • Sirkulasi
Gejala : Takikardi, pucat pada kuku, pucat pada telapak tangan, peningkatan curah jantung, penuruna Hb, hipovolemia, hipolsemia.


  • Integritas ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian (gelisah, marah, perilaku menyerang)

  • Eliminasi
Gejala : Penurunan produksi urine, 

  • Makanan/cairan
Gejala : Penurunan intake nutrisi, Anoreksia, nausea. 
Tanda : Sariawan lidah dan mulut

  • Neorosensori
Gejala : Kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian. Vertigo, synkop, tinitus, kehilangan pendengaran, baal pada ekstremitas. Perubahan dalam penglihatan, seperti ketajaman, gangguan pengecapan dan juga penciuman.
Tanda : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan status mental (disorientasi, konsentrasi, memori). Perubahan pupil, wajah tidak simetris, genggaman lemah, tidak seimbang, reflek tendon tidak ada atau lemah, kesulitan dalam menentukan posisi tubuh.

  • Nyeri/kenyamanan
Gejala : Pusing, sakit kepala
Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik rangsangan nyeri yang hebat, gelisah, tidak bisa beristirahat, merintih

  • Pernafasan
Tanda : Dipsnea, napas pendek dan cepat lelah.

  • Keamanan
Gejala : Trauma baru/trauma karena kecelakaan
Tanda : Fraktur/dislokasi, gangguan penglihatan, kulit laserasi, agrafi, perubahan warna, tanda trauma di sekitar hidung, gangguan rentang gerak, tonus otot hilang, kekuatan secara umum mengalami paralysis, demam, gangguan dalam regulasi suhu tubuh.

  • Interaksi sosial
Gejala : Kurang kontak mata, kesulitan koping dengan stresor yang ada.

2. Diagnosa keperawatan 

Diagnosa keperawatan pada Anemia menurut Donna L Wong, (2004: 536 – 538) adalah :

  • Ansietas/ takut berhubungan dengan prosedur diagnostik/transfusi
Hasil yang diharapkan :

  1. Anak dan keluarga menunjukkan ansietas yang minimal. 
  2. Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang gangguan, tes diagnostik, dan pengobatan.
Intervensi keperawatan/Rasional: 
1) Siapkan anak untuk menghilangkan ansietas/takut.
R/Untuk menghilangkan ansietas/rasa takut. 
2) Tetap bersama anak selama tes dan memulai transfusi.
R/Untuk memberikan dukungan dan observasi pada kemungkinan komplikasi. 
3) Jelaskan tujuan pemberian komponen darah.
R/untuk meningkatkan pemahaman terhadap gangguan, tes diagnostik dan pengobatan.

  • Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, penurunan pengiriman oksigen ke jaringan.
Hasil yang diharapkan : 

  1. Anak bermain dan istirahat dengan tenang dan melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan. 
  2. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas fisik/keletihan
  3. Pasien bernafas dengan mudah; frekuensi dan kedalam pernafasan normal
  4. Anak tetap tenang 
  5. Anak menerima aliran elemen darah yang tepat tanpa masalah 
Intervensi keperawatan/Rasional: 
1) Observasi adanya tanda kerja fisik (tachikardi, palpitasi, dispneu, nafas pendek, sesak nafas, pusing, kunang-kunang, berkeringat, dan perubahan warna kulit) dan keletihan (lemas, postur loyo, gerakan lambat dan tegang, tidak dapat mentoleransi aktifitas tambahan).
R/ Untuk merencanakan istirahat yang tepat.
2) Antisipasi dan bantu dalam aktifitas kehidupan sehari-hari yang mungkin diluar batas toleransi anak.
R/Untuk mencegah kelelahan
3) Beri aktifitas bermain pengalihan.
R/Untuk meningkatkan istirahat dan tenang tetapi mencegah kebosanan dan menarik diri.
4) Pilih teman sekamar sesuai dengan usia dan dengan minat yang sama yang memerlukan aktifitas terbatas.
R/Untuk mendorong kepatuhan pada kebutuhan istirahat.
5) Rencanakan aktifitas keperawatan untuk memberikan aktifitas yang cukup.
R/Untuk memberikan istirahat yang cukup.
6) Pertahankan posisi fowler tinggi.
R/untuk pertukaran udara yang optimal. 
7) Beri oksigen suplemen.
R/untuk meningkatkan oksigen ke jaringan
8) Ukur tanda vital selama periode istirahat.
R/Untuk menentukan nilai dasar perbandingan selama periode aktifitas.
9) Dorong orang tua untuk tetap bersama anak. Untuk meminimlkan stres karena perpisahan. 
10) Berikan tindakan kenyamanan (misal: dot, menimang, musik).
R/untuk meminimalkan stres.
11) Dorong anak untuk mengekspresikan perasaan.
R/Untuk meminimalkan ansietas/rasa takut.

  • Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan masukan besi yang dilaporkan (kurang dari RDA; kurang pengetahuan mengenai makanan yang diperkaya dengan besi)
Hasil yang diharapkan : 

  1. Anak sediktnya mendapatkan kebutuhan besi minimum harian
  2. Anak diberikan suplemen besi yang dibuktikan dengan feses yang berwarna hijau
  3. Anak meminum obat dengan tepat
Intervensi keperawatan/Rasional: 
1) Berikan konseling diit pada pemberi perawatan.
R/Untuk memastikan anak mendapat suplai besi yang adekuat.
2) Beri susu pada bayi sebagai makanan suplemen setelah makanan padat diberikan.
R/Karena terlalu banyak minum susu akan menurunkan masukan makanan padat yang mengandung besi.
3) Ajari anak yang lebih besar tentang pentingnya besi dalam diit untuk mendorong kepatuhan.
R/Untuk mendorong kepatuhan.
4) Berikan preparat besi sesuai dengan ketentuan.
R/Untuk memastikan anak mendapat suplai besi yang adekuat.
5) Instuksikan keluarga mengenai pemberian preparat besi oral yang tepat.
R/Untuk memastikan anak mendapat suplai besi yang adekuat.
6) Berikan darah, sel darah, trombosit sesuai ketentuan.
R/ Untuk merangsang pembentukan sel darah.


  • Kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan ketidakmampuan ginjal memekatkan urine 
Hasil yang diharapkan

  1. Anak dapat mempertahankan hidrasi yang adekuat yang ditandai oleh haluaran urine 1 - 2 ml/kg/jam
  2. Membran mukosa lembab
  3. Rasa haus berkurang
  4. Berat badan stabil
  5. Kadar elektrolit serum sesuai dengan usia
Intervensi keperawatan/Rasional: 
1) Anjurkan anak untuk minum air putih setiap 2 jam sampai mencapai jumlah total harian sampai 150 ml/kg berat badan.
R/Untuk mengurangi kekurangan cairan.
2) Pantau asupan dan haluaran cairan anak dengan cermat, termasuk pemberian cairan intravena.  R/Untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
3) Timbang berat badan anak setiap hari.
R/ Untuk mengetahui perubahan BB/hari
4) Pantau nilai laboratorium untuk kadar pH, Hematokrit, Hemaglobin dan tekanan karbondioksida parsial.
R/ Untuk mengetahui tingkat perkembangan penyakit.
5) Pastikan bahwa anak tidak mengenakan pakaian yang terlalu hangat.
R/ Untuk mencegah terjadi pengeluaran keringat.

  • Devisit pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah
Hasil yang diharapkan 

  1. Orang tua mengungkapkan pemahaman tentang instruksi perawatan di rumah
Intervensi keperawatan/Rasional: 
1) Ajarkan orang tua tanda serta gejala krisis yang berkembang, termasuk anoreksia, nyeri sendi, demam dan muntah.
R/ Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga.
2) Ajarkan orang tua pentingnya menerapkan langkah berikut:

  1. Mempertahankan hidrasi yang adekuat
  2. Mencegah infeksi dengan mengisolasi anak dari sumber-sumber infeksi yang diketahui
  3. Memberi obat antibiotik sesuai program
R/Untuk mempercepat kesembuhan klien di rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar