Selasa, 06 Juni 2017

Anatomi Jantung

1. Pengertian


  • Jantung

Jantung adalah organ berongga, berotot, beratnya sekitar 300 gram, bagian atas yang tumpul adalah basis kordis, dan bagian bawah yang runcing adalah apeks kordis, apeksnya terletak di intrakosta ke-V dan VI 2 jari dibawah papilla mammae. (Smeltzer, 2002 : 720)

  • Ruang Jantung

  1. Atrium dekstra
  2. Ventrikel dekstra
  3. Atrium sinistra
  4. Ventrikel sinistra
(Price, 2005 : 518)

  • Lapisan-lapisan Jantung

  1. Epikardium: Lapisan terluar yaitu kantong fibrosa yang menutupi seluruh jantung.
  2. Miokardium: Lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung.
  3. Endokardium: Melapisi bagian dalam rongga jantung dan menutupi katub pada kedua sisinya.

  • Katub-Katub Jantung

  1. Katub atrioventrikularis.Mitral atau bikuspidalis:Memisahkan antrium dan ventrikel kiri.Trikuspidalis:Memisahkan antrium dan ventrikel kanan
  2. Katub semilunaris.Aorta :Katub antara ventrikel kiri dan aorta.Pulmonalis:Katub antara ventrikel kanan dan arteripulmonalis
(Price, 2005 : 518)

2. Fisiologi Jantung

Sistem Kardiovaskuler menurut Syaifudin, (2006 : 122 - 131) meliputi :

  • Siklus Jantung

Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu konstriksi (sistole) dan pengendoran (diastole) konstrisi dari ke-2 atrium terjadi secara serentak yang disebut sistole atrial dan pengendorannya disebut diastole atrial. Lama konstriksi ventrikel ± 0,3 detik dan tahap pengendoran selama ± 0,5 detik. Konstriksi kedua atrium pendek. Sedangkan konstriksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong ventrikel kiri harus lebih kuat karena harus mendorong darah keseluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan juga memompakan darah yang sama tetapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke sekitar paru-paru ketika tekanannya lebih rendah. 


  • Bunyi jantung

Selama gerakan jantung, dapat terdengar dua macam suara yang disebabkan oleh katub-katub yang menutup. Bunyi pertama disebabkan menutupnya katub atrio ventrikuler, dan bunyi kedua karena menutupnya katup aorta dan arteri pulmonar setelah konstriksi dari ventrikel. Bunyi yang pertama adalah panjang, yang kedua pendek dan tajam. Dalam keadaan normal jantung tidak membuat bunyi lebih keras, tetapi bila arus darah cepat atau kalau ada kelainan pada katub maka terdapat bunyi bising.
1) Bunyi jantung fisiologis

  • Lup
Penutupan katup semilunaris (aorta dan pulmonalis) secara bersamaan.

  • S2 : Dup
Penutupan katup semilunaris (aorta dan pulmonalis) secara bersamaan.
2) Bunyi jantung patologis
Masing-masing katup tidak menutup dengan serentak sehingga menghasilkan S3 dan S4.

  • Debaran Jantung
Debaran jantung (debaran apeks) merupakan ventrikel kiri terhadap dinding anterior yang terjadi selama konstriksi ventrikel. Debaran ini dapat diraba dan sering terlihat pada ruang interkostalis kelima kira-kira 4 cm dari garis sternum. 

  • Sistem Hantaran Jantung
Sel-sel otot jantung mempunyai kerja ritmik inheren (ritmisitas), yang dapat digambarkan dengan adanya kenyataan bahwa bila satu bagian miokardium diambil, maka jantung akan tetap terkontraksi secara ritmis jika tetap dijaga dalam kondisi yang memadai. Tetapi, antrium dan ventrikel harus berkontraksi secara berurutan agar aliraan darah dapat efektif. Kontraksi yang teratur terjadi karena sel-sel kusus dalam sistem hantaran secara metodis membangkitkan dan menghantarkan impuls listrik ke sel-sel miokardium

  • Sifat Otot Jantung
Otot jantung mempunyai ciri-ciri yang khas. Kemampuan berkontraksi otot jantung sewaktu sistole maupun diastole tidak bergantung pada sistem saraf. Kondumtivitas (daya hantar) konstriksi melalui setiap serabut otot jantung secara halus sekali dan sangat jelas dalam berkas his. Ritme dan kekuatan gelombang yang dimiliki otot jantung secara otomatis dengan tidak bergantung pada rangsangan saraf. 



  • Denyut Arteri

Denyut nadi merupakan suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompakan keluar jantung. Denyut nadi ini dapat diraba pada arteri radialis dan arteri dorsalis pedis yang merupakan gelombang tekanan yang dialihkan dari aorta ke arteri yang merambat lebih cepat. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat dipengaruhi oleh pekerjaan, makanan, emosi, cara hidup dan umur.

  • Curah jantung

Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel selama satu satuan waktu. Curah jantung pada orang dewasa normal sekitar
5 L/menit namun sangat bervariasi, tergantung kebutuhan metabolisme tubuh. Curah jantung (CO) sebanding dengan volume sekuncup (SV) kali frekuensi jantung (HR).
CO = SV x HR

  • Daya Pompa Jantung

Dalam keadaan istirahat jantung berdebar 70 x/menit. Pada waktu banyak pergerakan, kecepatan jantung bisa dicapai 150 x/menit dengan daya pompa 20 – 25 liter/menit.
Setiap menit jumlah volume darah yang tepat sama sekali dialirkan dari vena ke jantung. Apabila pengembalian dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginya dengan daya pompa jantung maka vena-vena dekat jantung jadi membengkak berisi darah sehingga tekanan dalam vena naik dalam jangka waktu lama, bisa menjadi edema.   
g. Sistem peredaran darah menurut Smeltzer, (2001 : 518) yaitu :
1. Vena kava superior dan Vena kava inferior mengalirkan darah yang datang dari seluruh tubuh ke atrium dekstra.
2. Arteri pulmonalis membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru (pulmo), antara ventrikel dekstra dan arteri pulmonalis terdapat katup seminularis pulmonalis.
3. Vena pulmonalis membawa darah dari paru-paru masuk ke atrium sinistra.
4. Aorta membawa darah dari ventrikel sinistra keseluruh tubuh, pada batas antara ventrikel sinistra dan aorta terdapat sebuah katup seminularis aorta.

daftar pustaka

Naga, Sholeh. (2012). Ilmu Penyakit Dalam.Yogyakarta: Difa Press
Nugroho, Taufan. (2011). Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Price Sylvia. A. Volume 1 (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit (edisi 6). Jakarta: EGC 
Smeltzer, Suzane C. & Bare, Brenda G. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta: EGC.
Syaifuddin. (2002). Anatomi Fisiologi Edisi 2. Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar