Selasa, 13 Juni 2017

KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP DASAR KELUARGA

1. Definisi Keluarga 

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Murwani,2007 : 1).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung dalam hubungan perkawinan, darah atau adopsi, dan hidup dalam satu rumah yang saling berinteraksi satu sama lain dalam peranya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Baylon & Magalaya 1978 dalam Achyar,2010 :2).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat, dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Achyar,2010: 2).

2. Ciri- Ciri Keluarga 

Ciri-ciri keluarga menurut Padila (2012 : 37-38) adalah :

  1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
  2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara
  3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomen clatur) termasuk perhitungan garis keturunan
  4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk loleh anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak
  5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama di rumah atau rumah tangga


3. Tipe Keluarga

Menurut Andarmoyo (2012 : 6-9) keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan, sesuai dengan perkembangan social maka tipe keluarga dapat dijelaskan sebagai berikut :

  • Tradisional Nuclear

Keluarga inti yang terdiri dari : ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah diterapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.

  • Extended family

Adalah keluarga inti ditambahi dengan sanak saudara misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan lain sebagainya.

  • Reconstituded Nuclear

Pembentukan dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami istri yang tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan yang baru, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

  • Niddle age / aging couple

Suami sebagai pencari uang, istri di rumah / kedua-duanya bekerja di rumah anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/ meniti karier.

  • Dyadic nuclear

Suami istri yang suda berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya/salah satu bekerja di luar rumah.

  • Single parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/di luar rumah.

  • Dual carrier

Suami istri keduanya karier tanpa adanya seorang anak.

  • Commuter married

Suami/istri keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

  • Single adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.

  • Unmarried parent and child

Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya adopsi.

  • Cohibing couple

Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa menikah.

4. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Padila (2012: 33-36) yaitu :

  • Fungsi afektf :

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga yang bahagia.

  • Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak individu dilahirkan dan berakhir setelah meninggal. Keluarga  merupakan tempat dimana individu dan keluarga akan dicapai melalui interaksi atau hubungan yang diwujudkan dalam sosialisasi.

  • Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan meningkatkan sumberdaya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan sehingga lahirnya keluarga baru dengan satu orangtua (single parent).

  • Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaiana dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan (Gakin atau pra keluarga sejahtera)

  • Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan selain menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau pertolongan tenaga profesional.

5. Tahap dan Tugas Pekembangan Keluarga 

Tahap dan Tugas Pekembangan Keluarga  menurut Achyar (2010 : 6-8) adalah :

  • Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru

Yaitu membentuk keluarga muda sebagai unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang saling memuaskan, membin hubungan dengan orang lain dengan menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan kehamilan dan mempersiapkan diri menjadi orangtua.

  • Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)

Yaitu membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orangtua, kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.

  • Tahap III, keluarga dengan usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)

Yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakian beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.

  • Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)

Yaitu mensosialisasikan anak termasuk menigkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.

  • Tahap V, keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)

Yaitu menyeimbangkan kebebasan dan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembalihubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.

  • Tahap VI keluarga melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai anak terkahir yang meninggalkan rumah

Yaitu mmeperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga yang baru yang dapat melalui perkawinan anak-anak, melanjutkan untuk memperbarui hubungan perkawinan, membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun isteri, membantu anak mandiri, mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara orangtua dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah meninggalkan anak.

  • Tahap VII, orangtua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun)

Yaitu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti para orangtua dan lansia, memperkokoh hubungan perkawinan, menjaga keintiman, merencanakan kegiatan yang akan datang, memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan, tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak.

  • Tahap VIII, keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Yaiu mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan, mempertahankanaa ikatan keluarga antar generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi mereka. Saling memberi perhatian yang menyenangkan antar pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu seperti berolahraga berkebun, mengasuh cucu.

6. Konsep keperawatan kesehatan keluarga

a. Pengertian keperawatan kesehatan keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah perawatan kesehatan yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya yang dilakukan oleh perawat profesional dengan proses keperawatan yang berpedoman pada standar praktik keperawatan dengan berlandaskan pada etik dan etika keperawatan dengan berlandaskan pada etik dan etika keperawatan dalam lingkup dan wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Dion, 2013 : 46).
b. Tujuan perawatan kesehatan keluarga
Tujuan perawatan kesehatan keluarga menurut Dion (2013 : 59 – 60) :

  1. Meningkatkan  kemampuan  keluarga  dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi keluarga .
  2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggota keluarga.
  3. Meningkatkan kemampuan keluarga menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
  4. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota  keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan keluarganya.
  5. Meningkatkan produktivitas keluarga dalm meningkatkan mutu hidupnya.

c. Tugas keluarga
Dalam Sudiharto, 2007 : 29, Friedman (1981) membagi 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan keluarga yaitu :

  1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya.
  2. Mengambil keputusan yang tepat untuk melakukan tindakan yang tepat.
  3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
  4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
  5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakmampuan keluarga (KMK) dalam menjalankan tugasnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakmampuan keluarga (KMK) dalam menjalankan tugasnya menurut Sudiharto (2007 : 40-41) :

1) KMK mengenal masalah kesehatan

  • Kurang pengetahuan / ketidaktahuan fakta 
  • Rasa takut akibat masalah yang diketahui 
  • Sikap dan falsafah hidup 

2) KMK mengambil keputusan

  • Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah 
  • Masalah kesehatan tidak menonjol
  • Kurang pengetahuan, dan kurangnya sumber daya keluarga. 
  • Tidak sanggup memilih tindakan diatara beberapa pilihan. 
  • Ketidakcocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga. 
  • Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada. 
  • Takut dari akibat tindakan. 
  • Sikap negatif terhadap masalah kesehatan  
  • Fasilitas kesehatan tidak terjangkau 
  • Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan. 
  • Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan. 

3) KMK merawat anggota yang sakit

  • Tidak mengetahui tentang penyakit 
  • Tidak mengetahui perkembangan perawatan yang di dahulukan. 
  • Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan. 
  • Tidak adanya sumber daya keluarga. 
  • Sikap negatif terhadap yang sakit 
  • Konflik individu dalam keluarga. 
  • Sikap dan pandangan hidup. 
  • Perilaku yang mementingkan diri sendiri.

4) KMK memodifikasi lingkungan

  • Sumber-sumber keluarga tidak cukup. 
  • Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingungan rumah. 
  • Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan. 
  • Konflik personal dalam keluarga. 
  • Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit. 
  • Sikap dan pandangan hidup. 
  • Ketidak kompakan keluarga. 

5) KMK memanfaatkan pelayanan kesehatan.

  • Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada. 
  • Tidak memahami keuntungan yang diperoleh. 
  • Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan. 
  • Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan. 
  • Rasa takut pada akibat dari tindakan. 
  • Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan. 
  • Tidak ada fasilitas yang di perlukan. 
  • Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat. 
  • Sikap dan falsafah hidup.

7. Peran Perawat 

Peran perawat menurut Dion (2013 : 48-49) :

  • Pengenalan kesehatan

Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta membuat keluarga sadar akan akibat masalah tersebut dalam perkembangan keluarga.

  • Memberikan layanan askep kepada anggota keluarga yang sakit

Seringkali kontak pertama kali dengan keluarga dimulai dengan adanya anggota keluarga yang sakit baik melalui penemuan langsung maupun rujukan

  • Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan pelayanan kesehatan keluarga baik secara berkelompok maupun individu. 

Berperan dalam mengkordinir pelayanan kesehatan baik keluarga secara berkelompok maupun individu

  • Fasilitator

Perawat bekerja untuk menjadikan menjadikan pelayanan  kesehatan itu mudah dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan keluarnya


  • Pendidikan kesehatan

Perawat dilihat sebagai pihak yang dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dengan tujuan untuk merubah perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat.

  • Penyuluh dan konsultan

Perawat berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan keperawatan dasar dalam keluarga

2 komentar:

  1. trimakasih ya sangat membantu . Tuhan berkati

    BalasHapus
  2. Strange "water hack" burns 2lbs overnight

    At least 160k women and men are trying a easy and SECRET "water hack" to lose 1-2 lbs each and every night while they sleep.

    It's easy and works on everybody.

    Here's how to do it yourself:

    1) Go get a drinking glass and fill it up half the way

    2) Proceed to learn this weight losing hack

    and you'll become 1-2 lbs thinner when you wake up!

    BalasHapus